PADANGSIDEMPUAN – Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Padangsidimpuan, Sumatera Utara, pada April 2021, Inflasi tertinggi terjadi di Padangsidimpuan sebesar 0,61 persen dan terendah di kota Medan sebesar 0,04 persen. Dari 24 kota di pulau sumatera, 17 kota inflasi dan 7 kota deflasi.
Inflasi terjadi karena adanya peningkatan indeks di enam Kelompok Pengeluaran. Kelompok pengeluaran tertinggi adalah kelompok, makanan dan minuman serta tembakau sebesar 1.44 persen. Dan ini mempunyai andil pada inflasi sebesar 0,509%.
Komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Padangsidempuan yakni, ikan dencis, tongkol, ambu ambu, teri, bensin, bahan bakar rumah tangga, ayam hidup, bawang merah dan daging ayam ras.
Inflasi tinggi akan menaikkan angka kemiskinan dan pendapatan masyarakat akan tergerus.” Kedua hal ini akan berimbas pada tingkat kesejahteraan rakyat,” jelas Rusydi Nasution ketika ditemui di kantor DPRD Kota Padangsidempuan.
Rusydi menghimbau agar Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bekerja maksimal.
“Walaupun biasanya ada kenaikan inflasi di bulan puasa, namun ini perlu menjadi peringatan bagi kita,” kata pria yang juga Ketua DPC Gerindra Kota Padangsidempuan ini. (BH)