
PADANGSIDIMPUAN – Pemandangan tidak lazim bisa dilihat disejumlah ruas jalan di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Pasalnya, diusinya yang ke-19, masih ada warga di Kota Salak tersebut yang memanfaatkan air parit untuk mencuci.
Pemandangan tak lazim tersebut dapat dijumpai di Jalan SM Raja, tepatnya di Tanggal, Kelurahan Sitamiang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan. Selanjutnya, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Pudun, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan.

Di Tanggal, setiap pagi jelang siang, hampir setiap hari, sejumlah ibu-ibu mencuci pakaian memanfaatkan air di dalam parit. Kondisi yang sama juga dapat ditemukan di Desa Pudun. Namun, tradisi mencuci pakaian di parit dapat dijumpai pada sore hari.
Para ibu-ibu tersebut terlihat tidak peduli dengan kebersihan air yang ada di dalam parit. Diduga, mereka nekat mencuci di parit karena tidak memiliki fasilitas mandi, cuci, kakus yang layak.
Anggota Komisi III DPRD Padangsidimpuan, Irfan Harahap mengatakan, fakta tersebut membuktikan bahwa pemerintah gagal memberikan pelayanan fasilitas kepada masyarakat. Saluran air bersih untuk keperluan MCK ternyata masih banyak yang belum dapat memanfaatkannya.
“Apakah air parit dapat diketagorikan sumber air bersih untuk keperluan MCK, tentunya jawabannya tidak,”ungkap politisi asal Partai Demokrat itu.
Menurutnya, setiap tahun pemerintah membuat anggaran untuk peningkatan sarana dan prasarana, namun masih ada masyarakat di Kota Salak yang memanfaatkan air parit untuk keperluan MCK.
“Ini sangat memalukan, apalagi Padangsidimpuan memiliki status Kota, bukan Kabupaten,”tandasnya. (zn)