Mahasiswa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, Ciptakan Pupuk Organik Dari Kulit Kopi

  • Bagikan
Sejumlah mahasiswa matematika IPTS yang berhasil menciptakan pupuk organik dari kulit kopi (Ist)

TAPANULI SELATAN- Mahasiswa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (HIMAPETIKA) berhasil mengubah kulit kopi menjadi pupuk organik.

Berawal dari kelangkaan pupuk pada tanaman kopi, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (Himapetika) Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) ciptakan pupuk organik ramah lingkungan dari kulit kopi di Desa Aek Sabaon.

Sahdi, salah seorang Tim HIMAPETIKA IPTS menjelaskan, untuk membuat pupuk organik dari kulit kopi, terlebih harus menyediakan bahan-bahannya seperti, air, telur, pupuk cair (EM4) dan yang terpenting adalah kulit kopi itu sendiri.

Selanjutnya, bahan tersebut dimasukkan ke dalam tong untuk difermentasikan selama 1 minggu. “Setelah proses dalam 7 hari, maka diperoleh hasilnya pupuk cair organik. Sedangkan ampasnya digabung dengan kotoran hewan dan akan menghasilkan pupuk padat,”ujarnya kepada wartawan.

Mahasiswa semester 3, Jurusan Matematika itu menambahkan, penggunaan pupuk organik ini nantinya akan menjaga kelestarian Desa Aek Sabaon yang masih asri dan kaya akan potensi wisata alam karna bebas dari zat kimia dari pupuk anorganik.

Foto Mahasiswa Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (HIMAPETIKA), sedang mengubah kulit kopi menjadi pupuk organik (Ist)

Sementara itu, Muhammad Syahril Harahap, M.Pd. Dosen Pembimbing kegiatan mengatakan, temuan mengubah kulit kopi menjadi pupuk organik tersebut melalui Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Menurut Syahril, program tersebut akan menambah produktivitas masyarakat, agar kulit kopi yang biasa dibuang akan dimanfaatkan menjadi pupuk organik.

“Kami berharap keterampilan membuat pupuk ini bisa mendorong masyarakat di Aek Sabaon mendapatkan penghasilan tambahan dan tidak tergantung kepada pupuk anorganik yang notabene mahal dan langka saat ini. Ke depan, rencana jangka panjang kami adalah ikut mendistribusikan (pupuk organik kulit kopi),”ujarnya Syahril.

(zn)

  • Bagikan