Fenomena “Aura Maghrib”: Saat Waktu Suci Umat Muslim Dijadikan Alat Hinaan di Media Sosial

  • Bagikan
Sumber : X @Tanyarlfes/Ist

LENSAKINI – Belakangan ini, istilah “Aura Maghrib” menjadi tren di kalangan netizen Indonesia. Awalnya digunakan sebagai candaan ringan, istilah ini kini sering disalahgunakan untuk menghujat dan memberikan komentar rasis terhadap para artis yang memiliki kulit gelap.

Advertisement

Selebriti seperti Fuji, Mayang, dan Shenina Cinnamon menjadi korban dari tren ini. Shenina, misalnya, yang memiliki kulit sawo matang, dikritik karena dianggap tidak pantas memerankan karakter Aurora dalam serial “Dia Angkasa,” yang digambarkan memiliki kulit putih pucat.

Komentar-komentar negatif tersebut mencerminkan bagaimana candaan yang tidak terkendali dapat berkembang menjadi penghinaan rasis.

Merespons tren negatif ini, beberapa selebritas pun angkat bicara. Marion Jola, misalnya, membela Fuji dan mempertanyakan penggunaan istilah “Maghrib” untuk mengomentari fisik seseorang.

Maghrib itu waktu yang indah bagi umat Muslim. Kenapa malah dijadikan istilah untuk menghina.

Melihat dampak buruk dari tren ini, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan kata-kata dan menyadari bahwa candaan yang dianggap sepele dapat melukai perasaan orang lain.

Sebagai masyarakat yang beragam, kita harus saling menghargai dan menjaga perasaan satu sama lain, terutama dalam hal yang sensitif seperti penampilan fisik.

  • Bagikan