Ongku mengatakan, kolaborasi dalam membangun daerah harus menjadi perhatian serius bersama mengingat fakta Tabagsel merupakan daerah yang tertinggal dibandingkan kawasan-kawasan sekitarnya, baik dibandingkan dengan Tapanuli bagian Utara maupun Timur Sumatera Utara.
Begitu juga dengan daerah dari provinsi tetangga seperti Kepulauan Riau dan Sumatera Barat, pembangunan Tabagsel sudah jauh tertinggal.
“Kita seolah sebagai satu daerah terpencil di ujung pulau Sumatera Utara. Inilah barangkali acara ini dapat memberikan multiplayer efek atau sebagai efek samping dari pertemuan kita ini nanti terjadi di kolaborasi di antara kita semua, terutama tentunya adalah kolaborasi antarpemerintah kabupaten supaya bisa membuat satu perencanaan kawasan yang komprehensif dan tidak ego sektoral,” ujarnya.
Ongku mengatakan komunitas atau parsadaan masyarakat Tabagsel yang mencapai 150 perkumpulan merupakan potensi besar untuk membangun kampung halaman. Namun sayang selama ini komunitas ini seakan berjalan masing-masing.
Untuk itu, mantan Bupati Tapanuli Selatan ni berharap acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, namun menjadi momentum memperekat seluruh masyarakat Tabagsel, khususnya para tokoh-tokoh.
Ketua Forum Komunikasi Lintas Parsadaan Masyarakat Tabagsel Mulia P Nasution sependapat, bahwa masyarakat Tabagsel harus bersinergi membangun daerah agar tidak semakin terpinggirkan.
“Kalau kita lihat dari sisi pembangunan, selama 10 tahun terakhir ini hampir dikatakan tidak ada kegiatan baik investasi yang dibiayai APBN maupun investasi yang murni swasta yang diharapkan dapat mendongkrak, memacu pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah kita,” katanya.
Oleh karena itu, mantan Sekjen Kementerian Keuangan ini sangat sependapat denga Ongku. Acara ini harus dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih terbatas di antara tokoh-tokoh Tabagsel, baik yang di pemerintahan maupun di sektor swasta untuk bersama-sama menentukan strategi ataupun langkah-langkah yang dapat mempercepat pembangunan di Tabagsel.
Termasuk dari organisasi persadaan-persadaan yang ada, baik yang berbasis marga, daerah, sekolah dan sebagainya.
“Organisasi ada yang mungkin jumlah anggotanya puluhan ribu atau ribuan seperti marga-marga besar Siregar, Harahap, Nasution, Lubis tapi ada juga parsadaan yang mungkin jumlah anggotanya sama dengan jumlah pengurusnya. Ini semua adalah komponen yang tentunya dapat membangun silaturahmi dan mendorong kemajuan daerah leluhur kita,” katanya.
Simak Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita LENSAKINI.COM WhatsApp Channel: KLIK DISINI