Ini bukan pertama kalinya sebuah tragedi menewaskan banyak orang terjadi pada sebuah festival keagamaan di India. Pada 2018, sebanyak 61 orang tewas saat sebuah kereta api menabrak kerumunan orang yang sedang menyaksikan perayaan Dussehra.
Fenomena sekte dan guru spiritual tidak hanya terbatas di India, tetapi juga ditemukan di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Tahun lalu, 47 jenazah ditemukan terkait dengan sekte kelaparan di Kenya.
“Orang-orang suka percaya pada keajaiban atau kekuatan supranatural dan itulah mengapa kita menyukai film-film superhero,” kata Bhavya Srivastav, seorang ahli agama dan pendiri organisasi Religion World. Di India, orang-orang yang berlagak ala ‘dewa-dewi’ dengan banyak pengikut media sosial sangat berpengaruh. “Ada kepercayaan bahwa jika seorang manusia biasa melakukan semacam tapasya – atau pencarian kesejatian – ia dapat menjadi dewa,” tambah Srivastav.
Sosiolog Dipankar Gupta berpendapat bahwa kunci popularitas mereka adalah komunitas. “Mengikuti seorang guru membuat orang merasa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar – sebuah komunitas. Hal ini juga memberikan mereka sebuah identitas.”
Bhavdeep Kang, seorang jurnalis dan penulis buku Gurus: The Story of India’s Leading Babas, menambahkan bahwa “sekali Anda menerima keilahian mereka, Anda diharapkan untuk menempatkan guru di atas keluarga, teman, dan orang yang Anda cintai.”