Potensi yang Tidak Bisa Diabaikan
Muhammadiyah bukan organisasi biasa. Ia adalah kekuatan sosial keagamaan dengan infrastruktur ekonomi yang sangat luas.
Ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial telah menjadi fondasi kokoh untuk menopang lahirnya bank syariah sendiri.
Dengan 163 perguruan tinggi, lebih dari 120 rumah sakit, 231 klinik, ribuan sekolah, koperasi, dan BMT, Muhammadiyah memiliki ekosistem ekonomi yang luar biasa.
Jika digarap dengan baik, Bank Syariah Muhammadiyah bisa menjadi jantung finansial gerakan menyediakan pembiayaan untuk pendidikan, layanan kesehatan, bisnis halal, bahkan wakaf produktif.
Secara struktural, Muhammadiyah juga punya keunggulan dalam hal jaringan. Dari pusat hingga ranting, sistem kaderisasi dan organisasi telah terbukti kuat dan konsisten.
Namun, seperti dua sisi mata uang, mimpi besar ini juga dihadapkan pada kenyataan yang kompleks. Pendirian bank umum syariah tidaklah murah.
OJK mensyaratkan modal awal sebesar Rp10 triliun angka yang besar bahkan bagi organisasi sekuat Muhammadiyah. Tanpa manajemen yang profesional dan transparansi tinggi, upaya ini bisa berujung pada kegagalan.
Muhammadiyah juga harus menjawab pertanyaan krusial apakah siap menempatkan profesional non-kader di jajaran direksi? Apakah bisa menghindarkan bank dari tarik-menarik kepentingan internal? Pengalaman masa lalu seperti akuisisi Bank Swansarindo Internasional yang tak berjalan mulus harus menjadi pelajaran berharga.
Tak kalah penting, pangsa pasar perbankan syariah nasional pun belum sepenuhnya matang. Hingga kini, aset perbankan syariah hanya berkisar 7% dari total aset perbankan nasional.
Bahkan Bank Syariah Indonesia (BSI), hasil merger tiga bank BUMN, masih menghadapi tantangan besar. Ini menunjukkan bahwa bank syariah belum sepenuhnya menjadi pilihan utama masyarakat.
Simak Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita LENSAKINI.COM WhatsApp Channel: KLIK DISINI