Kisah semakin pilu ketika ayah kandung korban, Serma Kristian Namo, yang juga anggota TNI aktif di Kodim 1627 Rote Ndao, tiba di rumah sakit hanya beberapa menit sebelum putranya meninggal dunia. Luka hati sang ayah berubah menjadi jeritan menuntut keadilan.

“Anak saya tewas dianiaya! Saya tuntut pelaku dihukum mati dan dipecat dari dinas TNI. Tidak ada ampun!” tegas Serma Kristian dengan suara bergetar saat mengantar jenazah anaknya di Bandara El Tari Kupang.
Jenazah Lucky sempat dibawa ke kamar jenazah RS Wirasakti untuk diautopsi, namun karena keterbatasan ahli forensik, akhirnya dipulangkan ke rumah duka di Asrama TNI Kuanino, Kupang, diiringi tangisan ratusan pelayat.

Pihak TNI AD melalui Kepala Penerangan Korem 161/Wirasakti, Mayor Inf. I Gusti Komang Surya Negara, menyampaikan bahwa kasus ini tengah ditangani oleh Polisi Militer dan masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

“Untuk sementara dalam penyelidikan dari POM. Mohon waktunya,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi media.
Namun bagi keluarga, waktu tidak akan pernah cukup untuk menggantikan nyawa Lucky. Bagi sang ibu, sang adik, dan sang ayah, Prada Lucky bukan sekadar prajurit muda ia adalah harapan keluarga, tulang punggung masa depan, dan simbol cita-cita yang kini terkubur bersama tubuhnya.
Simak Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita LENSAKINI.COM WhatsApp Channel: KLIK DISINI