PADANGSIDIMPUAN-“Gaji saya terbatas, sebagian untuk anak istri, bayar pajak dan bayar zakat”. Sepenggal kalimat itu yang diucapkan Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution, ketika menjumpai puluhan warga yang datang ke kantor Wali Kota pada 24 April 2020.
Spontan, ucapan yang direkam tersebut viral di media sosial dan dibagikan oleh warganet di akun media sosialnya masing-masing. Selain itu, video tersebut menjadi perbincangan warga disetiap warung di Kota Salak. Sejumlah netizen menilai, ucapan itu tidak pantas diucapkan oleh seorang Wali Kota, karena akan berpengaruh terhadap pola pikir warga.
Seperti status pemilik akun Facebook (FB) Okto Sitompul. Dia menulis “Adong nalawakan indon video dikirim pangaranto sian Bogor” . Artinya, ada ini video yang lucu dikirimn dari perantau dari Bogor, sembari memuat rekaman video Wali Kota yang sedang berdialog dengan warga.
Spontan, unggahan tersebut langsung dikomentari oleh warganet, seperti, Nioer Butar-batar. Di kolom komentarnya menyebutkan, tidak ada yang menyuruh kau bayar kalau dipanggil Wali Kota. Begitu juga dengan Muhammad Ribut. Dia menulis, yang mau diminta warga miskin itu bukan gaji bapak, iya toh. Tapi hak masyarakat yang bisa digali sumbernya dari APBD atau dilobi melalui APBD, dana desa juga bisa 35 persen untuk BLT.
Warganet yang lain, Martaon Matondang. Di kolom komentar menulis, kayaknya gak gitu seharusnya bicara seorang Wali Kota. Selain itu cibiran juga datang dari Qebi. Dia menulis, ise langa mangido gaji pak Wali, gak ngerti saya kalau seperti itu cara berfikir bapak,”ujarnya di kolom komentar.
Diberitakan sebelumnya, hari pertama puasa, Wali Kota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution, sudah didemo oleh puluhan ibu-ibu dari Kelurahan WEK 3, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (24/4/2020).
Mereka datang ke kantor Wali Kota dengan berjalan kaki. Sejumlah peserta aksi juga memegang poster yang bertuliskan, kembalikan hak masyarakat, kembalikan hak kami. Selanjutnya, warga juga menuliskan, Ekonomi untuk masyarakat, bukan untuk pejabat kelurahan. Selain itu, di poster juga dituliskan kalimat, jangan korupsikan isi perut kami.
Kedatangan mereka guna menuntut keadilan kepada kader Partai Golongan Karya itu, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota. Sebab, mereka tidak mendapatkan pembagian paket sembako dari Pemkot Padangsidimpuan. Menurut masyarakat, penyaluran paket sembagi tidak merata, dan terbukti masih banyak masyarakat miskin yang tidak mendapat. (zn)