Bagi pemerintah, QRIS mendukung efisiensi dalam penerimaan pajak dan retribusi, pemulihan ekonomi, pendaftaran pelaku usaha dan sektor informal, serta mendorong elektronifikasi.

“Tahun ini, kami menargetkan volume transaksi QRIS mencapai satu miliar transaksi. Saat ini sudah tercatat sekitar 600 juta transaksi. Perkembangannya sangat pesat, tetapi penggunaan yang meluas ini juga menarik perhatian pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Hery.
Menurut catatan BI, penggunaan QRIS di Jakarta berkontribusi hampir 35% dari jumlah transaksi nasional. Hingga April 2024, jumlah pengguna QRIS di Jakarta telah mencapai 5,78 juta, dengan target tambahan 274.778 pengguna baru untuk tahun ini.

Dengan meningkatnya kasus penipuan, BI mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dan memastikan keaslian QRIS sebelum melakukan transaksi.

“Kami berharap masyarakat dapat lebih waspada dan tidak mudah tertipu oleh modus-modus yang merugikan,” tutup Hery.
Simak Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita LENSAKINI.COM WhatsApp Channel: KLIK DISINI