Viral QRIS Palsu Banyak Beredar, BI Ingatkan Masyarakat untuk Berhati-hati

  • Bagikan
Seorang konsumen menggunakan layanan pembayaran digital Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) saat membeli produk di gerai Rumah Solusi UMKM, Malang, Jawa Timur, Kamis (12/1/2023). Bank Indonesia menargetkan sebanyak 45 juta UMKM menjadi pengguna layanan pembayaran digital QRIS pada tahun 2023. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz

Jakarta – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jakarta mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melakukan transaksi menggunakan quick response code Indonesian standard (QRIS).

Imbauan ini disampaikan menyusul adanya kasus viral QRIS donasi di rumah ibadah yang diganti dengan QRIS pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk selalu memeriksa nama penyedia, seperti toko atau rumah ibadah, yang tercantum di QRIS tersebut sebelum melakukan transaksi,” kata Kepala Divisi Perizinan dan Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran BI Jakarta, Hery Afrianto, pada Minggu (21/7/2024).

Kasus penipuan dengan menggunakan QRIS palsu ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Salah satu modus yang digunakan adalah mengganti QRIS donasi di rumah ibadah dengan QRIS milik pihak tidak bertanggung jawab, sehingga dana yang disumbangkan tidak sampai ke pihak yang berhak.

Hery menambahkan bahwa BI terus mendorong penggunaan QRIS karena metode ini menawarkan banyak manfaat. Bagi pengguna, QRIS memberikan kemudahan, kecepatan, efisiensi, keamanan, dan pencatatan transaksi yang membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.

Untuk pedagang, QRIS dapat meningkatkan citra merek, menjaga kebersihan, mengurangi risiko, menghemat biaya pengelolaan, dan membantu membangun profil kredit melalui pencatatan transaksi.

  • Bagikan