NAGEKEO (LENSAKINI) – Harapan besar itu sirna dalam hitungan hari. Setelah dengan bangga mengenakan seragam loreng TNI AD selama dua bulan, Prada Lucky Chepril Saputra Namo justru pulang ke rumah bukan dengan senyuman, melainkan dalam peti jenazah. Ia tewas secara tragis, diduga akibat penganiayaan brutal oleh para seniornya di dalam barak.

Prada Lucky, prajurit muda yang baru saja lulus dari pendidikan Sekolah Calon Tamtama (Secata) TNI AD di Singaraja, Bali pada akhir Mei 2025, ditempatkan di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM) yang bermarkas di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Namun, baru dua bulan menjajaki pengabdian sebagai garda terdepan bangsa, Lucky justru menghembuskan napas terakhir di ruang ICU RSUD Aeramo pada Rabu (6/8), pukul 10.30 WITA. Luka-luka yang ditemukan di tubuhnya membuat keluarga yakin bahwa dia telah menjadi korban kekerasan sesama prajurit.

“Dia baru dua bulan jadi tentara, selesai pendidikan bulan Mei, lalu Juni ditempatkan di sana. Tapi sekarang dia sudah pergi, dan pergi karena dianiaya,” ucap Rafael David, paman korban, di rumah duka yang dipenuhi isak tangis dan amarah.

Menurut Rafael, sekujur tubuh Lucky penuh luka memar, bekas sayatan, hingga sulutan api. Bahkan leher dan bagian rusuk sebelah kiri korban terlihat lebam parah.
Keluarga menyebut tak satu pun pihak batalyon mengabari bahwa Lucky tengah dirawat sejak 2 Agustus. Justru, ibunya mendapat firasat dalam mimpi sebelum akhirnya nekat berangkat ke Nagekeo untuk menjenguk.
“Tanggal 3 mamanya berangkat ke Ende, lanjut ke Nagekeo. Baru di sana tahu anaknya ada di ICU. Tapi semua sudah terlambat,” ungkap Rafael lirih.
Simak Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita LENSAKINI.COM WhatsApp Channel: KLIK DISINI