Usai Pilkada, Apakah Semua Harus Kembali Bergandengan Tangan?

  • Bagikan
Foto : Askolani Nasution

Dua puluh dua tahun Mandailing Natal (Madina) hanya dikuasai tak lebih dari 100 elit Madina. Mereka berpindah dari satu rezim ke rezim lainnya.

Dan, dengan pola dan sistem yang sama. Akhirnya, Pilkada hanya menjadi ritual lima tahunan, dan di dalamnya rakyat di desa berbenturan, kekerabatan pecah, dst. Itu hanya karena orang desa bermimpi bahwa hidup mereka akan berubah.

Signifikansi Pilkada terhadap pemberdayaan masyarakat tidak ada. Anda tahu kenapa? Karena para elit bilang harus bergandengan tangan, lalu dibungkus dengan jargon “membangun Madina”. Kata itu digelontorkan para elit agar seratus tokoh tadi kembali hingar bingar menggerogoti kekuasaan, orang-orang yang sama, pola yang sama, dst.

Dalam kata itu juga para kadis, para decision maker segera mengubah wajahnya, bermake-up baru. Dan Bupati baru akan gampang terpesona dalam drama baru itu. Mereka pintar bermain peran. Kekuasaan akan kembali sama, visi-misi sebatas jargon, tidak proyektif. Renstra tidak berubah, program dan kegiatan dinas tetap copy-paste dari rezim sebelumnya.

Tidak ada yang berbeda selain bupati dan wakil bupati baru. Bupati dan wakil bupati baru akan kembali terkooptasi dengan pola-pola lama dan orang-orang lama. Biarkanlah satu rezim berkuasa penuh. Dengan orang-orang baru, dengan pola dan gaya baru, dengan kebebasan penuh untuk mengaplikasikan visi misinya melalui renstra dan kegiatan yang signifikan.

Lawannya harus jadi oposisi. Kritisi. Nanti Pilkada lagi, kita uji maunya pemilih. Atau jangan-jangan Anda memang tidak bisa hidup tanpa APBD?

Kalau akhirnya hanya bergandengan tangan seperti dulu, capek banget kita Pilkada. Kalau akhirya orang-orangnya juga sama, bagusan kita suit saja siapa bupati dan wakil bupati baru, sekedar tukang tanda tangan.

Pemerintahan maju ketika ada kabinet baru, ada renstra baru, dan ada oposisi yang mengkritisi. Apa kalau tidak bergandengan tangan tidak negarawan? Ukuran negarawan bukan itu.

 

Penulis :
ASKOLANI NASUTION
(Esais, Cerpenis, Penulis Buku, Penulis Skenario Film, Dramawan, dan Sutradara)
Editor : ZHP

  • Bagikan