Sering Tidur di Masjid, Pak Tua Pedagang Rokok Keliling Tetap Hidup Secara Mandiri

  • Bagikan
Husin Simamora tetap mandiri dan tidak pernah meminta-minta meski sudah berusia lanjut.
PADANGSIDIMPUAN-Meski mengalami kepincangan karena kecelakaan dan usia sudah 64 tahun, Husin Simamora tetap berjuang secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

Hidup sendiri sejak istrinya meninggal dunia 25 tahun lalu, Husin tetap tidak ingin menyusahkan anaknya. Sejak 25 tahun lalu jugalah Husin mulai jualan rokok keliling di pusat Pasar Padangsidimpuan dan sekitarnya.

Advertisement

Walau kini kakinya telah pincang karena kecelakaan setahun lalu, tapi hal itu tidak menjadi alasan bagi dirinya untuk berhenti berjualan. Tubuhnya yang mulai lemah karena usia yang sudah tua ditambah tas papan tempat susunan rokok yang ia buat sendiri, menambah beban ketika berjalan dengan tongkat mengelilingi pasar menjajakan rokok.

Selama Ramadhan ini, Husin biasanya mulai berjualan sekira pukul 08.00-12.00 WIB, lalu istirahat untuk sholat. Kemudian jualan lagi sekira pukul 14.00-18.00 WIB. Memasuki berbuka puasa, Husin istirahat lagi.

Ia akan kembali berjualan setelah tarawih. Berjualan ke warung makan atau warung kopi yang buka 24 jam. Disitulah ia sampai pagi. Kalau sudah ngantuk, Husin akan mencari masjid untuk istirahat sejenak, sembari tidur. Husin akan kembali memulai aktifitasnya di pagi hari sekira pukul 08.00 WIB.

Husin memang memiliki 3 anak, salah satunya tinggal di Aek Tampang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Namun Ia jarang pulang ke rumah anaknya. “Setelah istri saya meninggal dunia saya lebih nyaman tidur diluar. Saya merasa lebih sehat jika tidur diluar,” ucap Husin, Minggu (17/5/2020).

Ia memang sudah empat kali menikah. Namun takdir Tuhan berkata lain. Istrinya selalu di panggil Tuhan terlebih dahulu. Ketika istri yang keempat meninggal dunia, dia memilih untuk tidak menikah lagi.

Keinginannya yang kuat agar tidak menjadi beban keluarga anaknya, itulah alasan Husin satu-satunya kenapa ia memilih untuk tetap berjualan rokok keliling walau dalam keadaan usia tua dan kaki yang pincang. Sebab Husin sadar ekonomi anaknya juga terbatas.

Tidak jarang Husin menerima belas kasih dari dermawan yang melihatnya susah payah berjalan namun tetap berjuang untuk berjualan. Rata-rata Rp50 ribu yang ia dapatkan dari hasil berjualan setiap harinya.  Menyangkut bantuan dari pemerintah, Ia tidak pernah menerimanya.

“Saya tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah, ya wajar saya juga tidak punya Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tapi saya masuk di Kartu Keluarga (KK) anak saya. Pernah diurus namun sampai sekarang belum juga keluar,” pungkasnya.

Walau ada keterbatasan, Husin tetap semangat menjalani hidup sebagai penjual rokok keliling.  Meski demikian, Ia tentunya masih membutuhkan perhatian dari dermawan, khususnya Pemko Padangsidimpuan. (bs)

Advertisement

  • Bagikan