Mengenal Sarpita Tiurma Gabe, Kartini Tangguh Operator Manhaul Tambang Emas Martabe, Tapsel

  • Bagikan

TAPANULI SELATAN-Sarpita Tiurma Gabe, salah seorang Kartini dari Tapanuli Selatan berusia 35 tahun yang bekerja di Tambang Emas Martabe, Batangtoru.

Sarpita Tiurma Gabe, yang lahir di WEK II, Kecamatan Batangtoru itu tidak menyangka bakal bekerja sebagai operator Manhaul yang mengangkut para pekerja tambang setiap harinya. Awalnya, anak ke-lima dari enam bersaudara itu hanya nekat melamar sebagai operator karena tidak memiliki pekerjaaan.

Bagaimana tidak, Sarpita panggilan akrabnya hanya tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak pernah memiliki ketrampilan untuk membawa kendaraan, terutama Manhaul.

Namun, karena niat yang tulus untuk membantu ekonomi keluarga, Sarpita membaranikan diri melamar pekerjaan sebagai operator Manhaul di Tambang Emas Martabe.

Berbagai persyaratan harus dipenuhi seperti, MC3. Beruntung, saat itu bisa didapat dari daerah. Karena Sarpita penduduk lokal. Setelah melalui beberapa wawancara, akhirnya Sarpita diterima bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia itu.

“Setelah dinyatakan diterima, kita juga dapat pelatihan dan lisensi dari perusahaan. Disekolahkan begitu,”ungkapnya kepada LENSAKINI.com.

Diceritakan Sarpita, awalnya, kedua orangtu tidak percaya bahwa dirinya diterima bekerja di perusahaan tersebut. Namun, setelah Sarpita meminta orangtuanya untuk memperkecil ukuran baju seragam yang akan dipakai, saat itu orangtuanya percaya bahwa Sarpita diterima bekerja di Tambang Emas Martabe.

Ditanya tentang tugasnya sehari-hari, Sarpita menjelaskan, tugas utama operator Manhaul mengantar karyawan dari satu tempat ke tempat lain, dari awal mereka mulai kerja sampai ke lokasi.

“Selain itu membersihkan unit, menyapu, dan yang paling penting mencintai pekerjaan sendiri,”tuturnya. Dikatannya, perusahaan tidak pernah membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki.

Menurutnya, sebagai sesama pekerja, mereka membersihkan unit, menjalankan tugas masing-masing, dan yang paling penting bekerja sebagai tim.

“Kalau mencuci satu Manhaul sendirian berat, jadi saling bantu dengan teman laki-laki juga. Yang paling saya suka di sini tidak ada kecemburuan sosial, gosip atau banding-bandingkan antara satu dengan lainnyq,”ujarnya.

Sarpita berpesan kepada perempuan di Indonesia, khususnya di Tapsel, cintai pekerjaan itu dan cintai diri sendiri. Terima pekerjaan itu seperti menerima lingkungan.

“Kalau kita mencintai pekerjaan, kerja kita akan terasa ringan, apalagi kalau kita mencintai lingkungan dan teman-temannya, jadilah tidak ada terasa beban, yang ada adalah bahagia dan senang,”tandasnya. (**)

  • Bagikan